Bantuan Kemanusiaan

D.Savio Search Engine

Thursday, May 14, 2009

Do You Expect To Be Blessed?

------------------------------------------------------------------------------

APAKAH ANDA BERHARAP DIBERKATI?


Katakan jika saya benar.

90% dari hal-hal yang sangat Anda kuatirkan saat sepuluh tahun lalu,
sekarang Anda tertawakan. Saya benar?

Apa yang menjadi kekuatiran Anda kira-kira sepuluh tahun lalu?

• Anda kuatir akan tugas-tugas sekolah dan ujian-ujian.
• Anda kuatir jangan-jangan teman sekelas akan menertawai model
rambut Anda. Hari ini, Anda tertawa atas model rambut setiap orang.
• Anda kuatir kalau pacar Anda akan melirik yang lain. Sekarang,
Anda bersyukur pada Tuhan kalau dia melirik yang lain. Sungguh suatu
pelepasan!
• Anda kuatir apakah bos Anda menyukai laporan Anda. Kemudian hari
Anda baru tahu kalau ia bahkan tidak membaca laporan-laporan Anda.
• Anda kuatir apakah anak Anda akan dapat menyelesaikan sekolah
karena rapornya berisi lebih banyak nilai merah daripada nilai hitam.
Tapi hari ini, ia adalah seorang pengusaha yang sukses.

Apa artinya ini?

90% dari hal-hal yang Anda kuatirkan hari ini, akan Anda tertawakan
besok.

Mari saya ceritakan suatu kisah gila…


APAKAH RASA TAKUT MEMBUNUH ANDA?

Suatu pagi, seorang pria melihat “Malaikat Kematian” berjalan ke
kotanya.

Ia cukup berani untuk bertanya, “Boleh saya tahu mengapa engkau ada di
sini?”

Malaikat Kematian itu berkata, “Aku akan membunuh sepuluh ribu orang
hari ini.”

Pria itu mundur ketakutan dan berlari mengelilingi kota. Ia
memperingatkan orang-orang, “Saya baru saja melihat Malaikat
Kematian. Ia mengatakan sepuluh ribu orang akan mati hari ini.”

Tapi ketika malam tiba, tujuh puluh ribu orang meninggal.

Hari berikutnya, pria itu melihat Malaikat Kematian meninggalkan
kota. Ia memanggilnya dan berkata, “Tunggu! Tunggu! Engkau
mengatakan engkau hanya akan membunuh sepuluh ribu orang. Tapi ada
tujuh puluh ribu orang meninggal tadi malam!”

Malaikat Kematian itu menggelengkan kepalanya, “Aku hanya membunuh
sepuluh ribu. Kekuatiran dan ketakutan yang membunuh sisanya.”


IMAN DAN KETAKUTAN
MEMPUNYAI KESAMAAN DI DALAMNYA

Saya akan membuat Anda terkejut.

Iman dan ketakutan kelihatannya sangat berbeda satu sama lain.

Tapi jika Anda mengambil sebilah pisau dan mengupas kulit di sekitar
iman dan ketakutan, Anda menyadari mereka mempunyai kesamaan di
dalamnya: Keduanya adalah kepercayaan.

Iman percaya bahwa hal-hal baik akan terjadi.

Dan ketakutan percaya bahwa hal-hal buruk akan terjadi.

Masalahnya adalah karena keduanya merupakan kepercayaan, keduanya
sangat berkuasa. Karena kepercayaan menciptakan kenyataan kita.
Alkitab berkata bahwa apa yang Anda percayai akan terjadi.

Maka ketika kita merasa takut, kita menciptakan hal yang kita takuti.

Dan saya telah bertemu banyak orang yang pikirannya dipenuhi oleh
pemikiran-pemikiran yang dihantui ketakutan, mereka tidak tahu kalau
mereka sedang menciptakan kenyataan yang mereka takutkan…

• “Kondisi ekonomi begitu buruk, saya akan segera kehilangan
pekerjaan saya…”
• “Suami saya tidak akan berubah.”
• “Pernikahan saya tidak akan menjadi lebih baik.”
• “Orang tua saya meninggal karena kanker; saya yakin saya juga akan
mengidap kanker… Oh Tuhan, dari mana datangnya musibah ini?”
• “Apakah anak-anak saya akan berubah menjadi baik?”
• “Bos saya membenci saya” atau “Teman saya membenci saya” atau
“Kucing saya membenci saya”.
• “Saya tidak akan pernah menikah,” atau “Saya akan berakhir dengan
menikahi pembunuh berseri.”

Karena kepercayaan, iman, dan ketakutan mereka juga merupakan harapan-
harapan.

Ketakutan mengharapkan masalah.

Iman mengharapkan berkat.

Dan dunia menyesuaikan dengan harapan-harapan Anda!

Tanyakan pada diri Anda: Apa yang Anda harapkan terjadi hari ini?


KETIKA HAL BAIK TERJADI,
PEMIKIRAN APA YANG TIMBUL DALAM PIKIRAN ANDA?

Suatu ketika dulu, saya adalah seorang yang dihantui ketakutan.

Ketika hal baik terjadi pada diri saya, saya menjadi takut. Saya akan
berpikir, “Oh tidak, terlalu banyak hal baik yang terjadi pada saya!
Ini tidak akan berlangsung lama. Saya yakin hal buruk akan datang
seperti air pasang…”

Tanpa sadar, saya percaya akan keseimbangan antara baik dan buruk.

Sekarang, saya menyadari bahwa Anda tidak dapat menyeimbangkan antara
baik dan buruk karena kebaikan akan selalu jauh lebih banyak daripada
keburukan. Karena berkat-berkat Tuhan tidak terbatas.

Sekarang, saya telah menjadi seorang yang beriman.

Ketika hal-hal baik terjadi pada saya, saya berkata, “Saya berjalan
dari kemuliaan ke kemuliaan, berjalan ke tingkat kemenangan dan
kelimpahan dan cinta yang lebih tinggi.” Sekarang, saya berharap
bahwa hidup akan menjadi lebih baik, menjadi lebih bahagia, dan
menjadi lebih berkelimpahan.

Albert Einstein mengatakan, “Ada dua cara untuk menjalani hidup. Yang
satu adalah hidup dengan percaya bahwa takkan pernah ada mukjizat.
Yang lainnya adalah hidup dengan percaya bahwa segala sesuatunya
merupakan mukjizat.”

Setiap hari, saya memilih untuk hidup dengan percaya bahwa segala
sesuatunya merupakan mukjizat.


MENGHARAPKAN HAL-HAL BAIK

Mulai hari ini, harapkan hal-hal besar terjadi pada Anda.

Katakan ini setiap pagi:
• “Tuhanku akan menyediakan semua kebutuhanku.”
• “Tuhanku akan memberkati pekerjaan tanganku.”
• “Tubuhku akan disembuhkan.”
• “Anak-anakku akan diberkati.”
• “Pernikahanku akan menjadi semakin baik dari hari ke hari.”
• “Saya akan segera bertemu dengan pria (atau wanita) impian saya.”

Teman, apakah Anda ingin memenuhi mimpi-mimpi Anda?

Saya akan bagikan pada Anda tiga langkah iman saya:
• Langkah Pertama: Melihat Mimpi
• Langkah Kedua: Menebar Mimpi
• Langkah Ketiga: Menyerahkan Mimpi

Berikut adalah ketiga langkah ini, satu per satu…


LANGKAH PERTAMA: MELIHAT MIMPI

Apakah Anda benar-benar tahu apa yang Anda inginkan dalam hidup?

Anda perlu tahu mimpi Anda dengan sangat baik seakan Anda melihatnya
dalam pikiran Anda. Sebenarnya, Anda hanya tidak melihatnya, Anda
merasakannya dalam hati Anda. Karena iman dan ketakutan bukan hanya
kepercayaan dan harapan – mereka juga perasaan. Ketika Anda melihat
mimpi Anda dalam gambaran yang jelas, Anda akan merasa iman yang
timbul di dalam diri Anda.

Itulah sebabnya orang-orang yang mempunyai ketakutan tidak dapat
bermimpi.

Inilah yang Anda lakukan: Bayangkan semua mimpi Anda sudah terpenuhi.
Semakin Anda melihat dan merasakannya, semakin mudah bagi mimpi Anda
untuk menjadi kenyataan.

Bermimpi dengan sangat jelas – lengkap dengan suara, bau, rasa, dan
sentuhan.

Alasan mengapa banyak orang tidak menerima berkat Tuhan adalah karena
mereka memiliki suatu kapasitas terbatas untuk menerima berkat-berkat
itu. Masalahnya bukan terletak pada Persediaannya. (Persediaannya
tak terbatas.) Masalahnya ada pada Penerima Persediaan itu.

Jadi bagaimana Anda meningkatkan kapasitas Anda untuk menerima?

Dengan meningkatkan visi Anda. Ketika Anda meningkatkan ukuran visi
Anda, Anda meningkatkan ukuran berkat-berkat Anda.

Lihat mimpi Anda. Rasakan.

Begitu Anda melakukannya, Anda siap untuk langkah berikutnya…


LANGKAH KEDUA: MENEBAR MIMPI

Sebenarnya, Anda tidak menebar mimpi.

Anda menebar benih dari mimpi. Dan benih yang kecil itu akan
bertumbuh menjadi mimpi besar Anda.

Apa benih itu? Tindakan Anda.

Tak akan ada yang terjadi jika Anda tidak bertindak.

Ketika Anda menanam seratus benih, tidak semua dari seratus benih itu
akan tumbuh. Mungkin sembilan puluh sembilan akan mati. Tapi tidak
masalah. Satu benih yang tumbuh itulah yang akan membuat mimpi Anda
menjadi kenyataan.

Karena itu tidak masalah membuat kesalahan!

Bertindak. Dan bertindak. Dan tetap bertindak.

Bangun pagi. Dan berlari mengejar mimpi Anda!

Sekalipun jika Anda merasa bahwa Anda hanya mempunyai sangat sedikit
sumber daya…


BERTINDAK ATAS APA YANG ANDA MILIKI

Ketika Daud melawan Goliat, ia tidak minta sebuah bazooka M9, sebuah
senapan mesin, atau sebuah jaket anti peluru. Ia bekerja dengan apa
yang ia miliki – sebuah ketapel kulit dan lima batu. Tuhan mengubah
apa yang dimilikinya menjadi sebuah senjata mematikan di tangannya.

Ketika Musa membawa Bangsa Israel keluar dari Mesir, ia tidak meminta
sekompi prajurit, armada tempur, atau beberapa peluru nuklir untuk
mengalahkan Mesir. Ia menggunakan apa yang ia miliki – sebuah tongkat
kayu tua. Tapi melalui tongkat kayu tua itu, Tuhan membuat seekor
ular, mengubah sungai menjadi darah, membelah laut merah – dan
menenggelamkan kereta perang Firaun.

Karena itu gunakan apa yang Anda miliki!

Saya banyak mendengar ini dari orang-orang yang berdalih tentang hidup
mereka yang biasa-biasa saja:
• “Tapi saya bukan lulusan sarjana.”
• “Saya tidak fasih berbahasa Inggris.”
• “Saya tidak punya koneksi yang tepat.”
• “Saya tidak baik dalam Matematika.”
• “Saya tidak mengerti bagaimana menjual.”
• “Saya tidak punya waktu.”
• “Saya tidak setampan Bo Sanchez.” (Periksa mata Anda.)

Jangan melihat pada apa yang tidak Anda miliki.

Inilah kebenarannya: Anda mempunyai segala sesuatu yang Anda butuhkan
untuk menjangkau mimpi-mimpi Anda.

Segalanya.

Anda membacanya?

S-E-G-A-L-A-N-Y-A!

Anda memiliki Roh Kudus. Anda memiliki teman-teman di sekeliling
Anda. Anda memiliki bakat-bakat lain dalam diri Anda. Dan lain-lain.

Dan berikut adalah langkah penting terakhir yang perlu Anda ambil…


LANGKAH KETIGA: MENYERAHKAN MIMPI ANDA

Beberapa dari Anda mungkin sangat terkejut dengan langkah ketiga saya.

Saya telah meminta Anda bermimpi, bukan? Untuk mengejarnya dengan
gairah yang besar sebagaimana Anda melihat dan merasakannya dalam hati
Anda?

Namun dalam Langkah Ketiga, saya akan meminta Anda untuk melakukan
sesuatu yang terkesan sangat bertolak belakang: Untuk menyerahkan
mimpi Anda pada Tuhan. Dalam Langkah Ketiga, Anda mengucapkan doa
yang paling sempurna. “Tuhan, bukan kehendakku melainkan kehendakMu
yang terjadi.”

Untuk percaya.

Untuk melepaskan.

Untuk sebenarnya memberitahu Tuhan bahwa Anda bahagia sekarang –
sekalipun tanpa mimpi ini.

Ini satu hal yang saya temukan tentang mimpi. Jika saya putus asa,
sangat membutuhkan, dan kalut – saya merasa sangat sulit untuk membuat
mimpi itu menjadi kenyataan.

Tapi jika saya menyerahkan pada Tuhan mimpi saya, dan rileks, dan
menyikapi pengejaran mimpi saya seperti bermain – saya merasa diri
saya menarik setiap berkat yang saya butuhkan dengan cara yang hampir
tanpa usaha.

Ini juga pengalaman saya dengan uang.

Ketika saya putus asa terhadap uang, sangat sedikit yang saya
dapatkan. Semua yang saya hasilkan merupakan suatu pergumulan.

Tapi ketika saya rileks dalam hal uang – percaya bahwa saya sedang
berenang dalam sebuah lautan uang – uang akan datang menggelinding ke
arah saya, memohon agar saya mengambilnya.

Ketika saya melakukan ini, saya tidak bergumul. Orang-orang yang
tepat datang pada saya. Buku yang tepat datang pada saya. Kesempatan-
kesempatan yang tepat datang. Hampir tanpa usaha…


MELEPASKAN

Akhir-akhir ini, saya mengatakan pada istri saya, “Tuhan sedang
mengajar saya untuk lebih rileks.”

Dia penasaran. “Apakah kita akan lebih sering berlibur?”

“Pastinya,” saya tertawa kecil. “Tapi artinya lebih dari itu. Saya
sedang belajar untuk bermimpi dan pada saat bersamaan melepaskan mimpi-
mimpi saya.”

“Apa maksudmu?” tanyanya.

“Saya tidak mengatakan saya tidak akan lagi bekerja dengan penuh
gairah,” saya berkata. “Saya sangat mencintai pekerjaan saya. Saya
akan tetap bangun lebih awal setiap pagi dan mencurahkan diri saya
dalam pelayanan dan bisnis saya. Tapi saya akan melepaskan semua
ketakutan dan semua kekuatiran. Mengapa kuatir? Ketika saya berenang
dalam kelimpahan Tuhan.”

“Itu luar biasa,” katanya. “Bisakah kita pergi ke Sagada?”

“Shhh. Saya belum selesai dengan penjelasan saya. Berserah artinya
saya percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah untuk kebaikan
saya. Dan percaya bahwa segala sesuatu yang tidak terjadi juga untuk
kebaikan saya.”

“Itu luar biasa. Jadi, apakah Sagada suatu hal baik?” isteri saya
berkedip.

(Saat Anda membaca blog ini, kami sedang dalam perjalanan ke Sagada!
Saya dan mulut besar saya…)

Saya ingat kisah gila ini…


APAKAH LULU ANDA?

Suatu hari, di sebuah rumah sakit jiwa, dua dokter sedang berkeliling.

Ketika mereka mengunjungi para pasien, mereka melihat seorang pria
meringkuk di ranjang, menangis, “Lulu, Lulu…”

“Siapa pria ini?” tanya dokter yang baru.

“Lulu adalah pacarnya. Pria ini ingin menikahi Lulu, tapi Lulu
menikahi orang lain…”

“Oh pria yang malang,” kata dokter muda itu, “Ia tidak bisa menanggung
kekecewaan dan kehilangan akal sehatnya.”

Kedua dokter itu terus berjalan. Di sebuah kamar yang lain, mereka
melihat seorang pasien lain, meringkuk di ranjang, juga meratap “Lulu,
Lulu…”

Dokter baru itu terkejut dan bertanya, “Dan siapa pria ini? Mengapa
ia juga meratapi ‘Lulu’?”

“Ini adalah pria yang dinikahi Lulu.”

Bolehkah saya mengajukan satu pertanyaan: Apakah Lulu Anda?

Lulu Anda adalah sebuah doa yang belum terjawab.

Saya punya sebuah pesan sederhana: Jika Anda tidak mendapat Lulu,
jangan kehilangan akal sehat Anda.

Serahkan Lulu Anda.

Pada akhirnya, Tuhan akan memberi Anda versi terbaik dari mimpi Anda!


HARAPKAN BERKAT

Minggu lalu, saya memberi kejutan pada istri saya dengan mengatakan
padanya, “Berkemaslah. Kita akan menginap di hotel bintang lima
selama 2 hari!”

Ia bertanya pada saya, “Bukankah itu mahal?”

“Saya akan meminta potongan harga,” jawab saya.

“Dan apakah engkau telah menelpon untuk reservasi?”

“Tidak,” kata saya, “Kita datangi saja meja resepsionis dan berharap
untuk diberkati.”

Ia bertanya, “Dan jika engkau tidak mendapat potongan harga? Atau
jika reservasi penuh?”

“Saya menaruh harapan saya di hadapan kemurahan Tuhan,” kata saya
padanya. Dengan kata lain, saya berserah. “Jika tidak ada potongan
harga atau tidak ada kamar kosong, kita pindah saja ke hotel lain.
Itu akan menjadi suatu petualangan!”

Maka kami berkemas dan berangkat.

Ketika saya menhampiri meja resepsionis hotel favorit saya, saya
bertanya, “Berapa kamar termurah di sini?”

Pria itu menunjukkan saya daftar tarif. Saya menelan ludah.

Harganya 2 juta Rupiah semalam.

Saya bertanya, “Apakah ada potongan harga?”

“Saya dapat memberi Anda sepuluh persen…,” katanya.

Saya mendesah. Satu juta delapan ratus masih mahal.

Pada detik itu, seorang pria tinggi, mengenakan jas dan dasi yang
bagus, berjalan keluar dari pintu di belakang meja resepsionis.
Dengan segera, saya mengenalinya. Ia adalah seorang teman. Setelah
saling menyapa, ia memberi saya kartu namanya. Di kartunya tertulis
“Manajer Resepsionis”. Ia adalah orang yang berwenang!

Saat itu juga, dari 2 juta Rupiah, ia menurunkan tarif kamar saya
menjadi 750 ribu Rupiah.

Tidak hanya itu, ia meng-upgrade kamar saya menjadi dua tingkat lebih
tinggi. Maka saya dan istri menginap di sebuah kamar seharga 3 juta
Rupiah++ hanya dengan harga 750 ribu semalam.

Itu belum semuanya.

Peningkatan hidup saya baru saja dimulai…


TUHAN INGIN MENG-UPGRADE ANDA

Dari hotel itu, saya langsung menuju bandara untuk terbang ke Hong
Kong. (Seorang yang sangat penting di Hong Kong ingin bertemu saya
untuk membicarakan suatu kemungkinan donasi. Ini juga merupakan
sebuah tayangan luar biasa tentang menarik berkat, karena saya tidak
menghubunginya. Ia yang menghubungi saya! Tapi itu cerita lain…)

Di bandara Manila, saya berjalan ke counter check-in. Tanpa saya
meminta, wanita di belakang meja itu berkata, “Tuan Sanchez, saya meng-
upgrade Anda ke Kelas Bisnis.” Wow. “Jika Anda memaksa,” kata saya
padanya.

Dua jam kemudian, saya mendarat di Hong Kong dan langsung menuju hotel
saya. Dan seandainya Anda berpikir saya mendapat semua kegilaan ini
karena saya terkenal, wanita Chinese di belakang meja resepsionis –
yang tidak mengenal saya dari Adam – berkata, “Tuan Sanchez, kami meng-
upgrade Anda ke kamar yang lebih besar.”

Saya tidak percaya pada apa yang saya dengar. Ini berlebihan!

Hari berikutnya, setelah pertemuan saya di Hong Kong (yang berjalan
sangat baik) saya kembali ke bandara Hong Kong. Ketika saya check-in,
saya setengah berharap kalau saya akan di-upgrade lagi. Tapi tidak
terjadi apapun.

Saya berkata pada diri sendiri, “Saya akan menikmati perjalanan
pesawat ini.” Saya sedang mempraktekkan Langkah Ketiga: Percaya.
Berserah. Jangan putus asa. Lepaskan.

Maka saya berjalan masuk ke pesawat dan duduk di bangku ekonomi saya.
Saya mengeluarkan sebuah buku dan mulai membaca. Saat itu seorang
pramugara menghampiri saya dan berkata, “Saudara Bo, saya antar Anda
ke Kelas Bisnis.”

Sembari duduk di Kelas Bisnis, menghirup jus jeruk, saya rileks.


RILEKS!

Hidup dengan harapan.

Berharap Tuhan memberkati Anda!

Ketika Anda lebih percaya, Anda akan lebih rileks. Dan Anda akan
menyadari bahwa apa yang sebelumnya menjadi pergumulan sekarang akan
menjadi mudah. Pintu-pintu akan terbuka. Orang-orang akan memanggil
Anda. Kesempatan-kesempatan akan menghampiri Anda.

Teman yang terkasih, saya berbicara tentang berkat-berkat bagi hidup
Anda. Bagi finansial Anda. Bagi kehidupan keluarga Anda. Terima
berkat-berkat Tuhan yang melimpah!

Hei, saya tidak mengatakan bahwa Anda tidak lagi akan mempunyai
masalah.

Anda akan tetap mempunyai masalah.

Namun Anda akan melihat masalah-masalah Anda dengan pandangan yang
baru…


BAGAIMANA DENGAN KETIKA HAL-HAL BURUK TERJADI?

Saya akan ceritakan kisah terakhir saya.

Suatu hari, seorang raja menempatkan sebongkah batu besar di tengah
jalan. Kemudian ia menyembunyikan sebuah kantong di balik bongkahan
itu, dan menunggu di semak-semak untuk melihat apa yang akan dilakukan
orang-orang.

Banyak bangsawan, ksatria, pastor, dan tentara melihat bongkahan itu
dan mengeluh bongkahan itu menghalangi jalan. Itulah satu-satunya
yang mereka lakukan – mengeluh, mengeluh, dan mengeluh lagi.

Tapi kemudian di sore hari, seorang petani berjalan di jalan itu,
melihat bongkahan itu, menurunkan bawaannya – dan mendorong bongkahan
tersebut ke pinggir jalan. Ketika ia melakukan itu, ia melihat pundi-
pundi raja di bawahnya. Ia membukanya dan melihat pundi-pundi itu
dipenuhi emas murni, termasuk sebuah surat dari sang raja, “Ini adalah
upahmu. Karena di balik setiap bongkahan di jalan kehidupan ada emas
murni.”

Teman, di balik setiap masalah dalam hidup Anda ada sebuah berkat
berharga.

Di balik setiap cobaan dalam hidup Anda ada sebuah harta yang menanti
untuk ditemukan.

Setiap kali hal buruk terjadi pada saya, saya berkata, “Ini bukanlah
suatu masalah. Ini adalah sebuah kesempatan bagi saya untuk bertumbuh
dengan lompatan dan lonjakan. Ini akan menjadi salah satu berkat
terbesar dalam hidup saya.”

Maju terus.

Lihat mimpi Anda.

Tebar mimpi Anda.

Dan serahkan mimpi Anda.

Rileks!

Berharap untuk diberkati.


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,

Bo Sanchez

Wednesday, May 13, 2009

John C Maxwell Wife's about Happiness

John C Maxwell suatu ketika pernah didapuk menjadi seorang pembicara di sebuah seminar bersama istrinya. Ia dan istrinya, Margaret, diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.
Ceritanya, suatu ketika sang istri, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasa, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Dan di akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar juga kan? (Kalau satu arah mah namanya khotbah.)

Di sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberikan kesempatan, pertanyaan ibu itu seperti ini, "Miss Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?"

Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Dan semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, "Tidak."
Seluruh ruangan langsung terkejut. "Tidak," katanya sekali lagi, "John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia." Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. (Kebayang ga malunya Maxwell saat itu.) Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Malu ui!

Kemudian, lanjut Margaret, "John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Ia tidak pernah berjudi, mabuk-mabukan, main serong. Ia setia, selalu memenuhi kebutuhan saya, baik jasmani maupun rohani. Tapi, tetap dia tidak bisa membuatku bahagia."
Tiba-tiba ada suara bertanya, "Mengapa?"
"Karena," jawabnya, "tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri."
Dengan kata lain, maksud dari Margaret adalah, tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Semua itu tidak bisa membuatmu bahagia. Karena yang bisa membuat dirimu bahagia adalah dirimu sendiri.

Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri. Kalau kamu sering merasa berkecukupan, tidak pernah punya perasaan minder, selalu percaya diri, kamu tidak akan merasa sedih. Sesungguhnya pola pikir kita yang menentukan apakah kita bahagia atau tidak, bukan faktor luar.
Contohnya rasul Paulus. Ketika itu rasul Paulus sedang dihimpit oleh keadaan. Ia disiksa dan dipenjara, ditolak kanan kiri. Tapi coba lihat surat-suratnya. Apakah berisi keluh kesah? Justru sebaliknya! Sebagian besar surat-surat Paulus justru berisikan motivasi, berita gembira dan inspirasi. Rasul Paulus bahagia. Meskipun keadaan sekelilingnya mungkin merupakan alasan ia tidak bahagia, namun ia bahagia.

Bahagia atau tidaknya hidupmu bukan ditentukan oleh seberapa kaya dirimu, seberapa cantik istrimu, seberapa ganteng suamimu atau sesukses apa hidupmu. Ini masalah pilihan: apakah kamu memilih untuk bahagia atau tidak.

Sunday, May 10, 2009

Do You Embrace Change?

APAKAH ANDA TERBUKA TERHADAP PERUBAHAN?


Suatu hari, seorang pria menelepon bosnya di rumah, tapi malah dijawab
oleh istri bosnya.

Istrinya berkata, “Maaf, tapi ia meninggal minggu lalu.”

Hari berikutnya, si pria menelepon lagi dan menanyakan bosnya.

Istri bosnya menjawab, “Sudah saya katakan, ia meninggal minggu lalu.”

Hari ketiga, si pria menelepon lagi dan menanyakan Bosnya.

Istri bosnya sangat marah dan berteriak, “Kamu tidak mengerti juga
ya? Saya sudah katakan dua kali – SUAMIKU, BOSMU, MENINGGAL MINGGU
LALU! Mengapa Anda terus menelepon?”

Pria itu tertawa dan berkata, “Karena saya suka saja mendengarnya…”


APAKAH ANDA MENGALAMI KEMACETAN DALAM HIDUP?

Banyak orang seperti pria ini: Mereka menunggu bosnya meninggal.

Ia jelas-jelas membenci bosnya. Karena itu mengapa ia tidak melakukan
sesuatu terhadap kondisi tersebut? Ia bisa saja bicara dengan
bosnya. Ia bisa pindah kerja.

Banyak orang mengalami kemacetan tapi mereka menunggu perubahan
terjadi dengan sendirinya.

Jangan tunggu sampai si bos meninggalkan Anda – apapun arti “bos” bagi
Anda.

Jika Anda ingin hidup Anda berubah, maka Anda harus berubah.

Hari ini, saya ingin menceritakan dua kisah menarik pada Anda.

Yang pertama adalah sebuah kisah yang dikirimkan via email oleh teman-
teman sekitar lebih dari 273 kali.

Oke, saya melebih-lebihkan. Tapi saya yakin Anda juga mempunyai
cerita menarik ini dalam inbox email Anda.

Jika Anda tahu kisah ini, lewati saja, dan baca uraian saya yang
cemerlang, dalam, dan luar biasa sesudah kisah ini. (Paling tidak,
itulah yang dikatakan ibu saya, dan Anda tidak bisa mendebat ibu
saya.)

Jika Anda belum pernah membacanya, silahkan nikmati. Ini ceritanya…


PENGUSAHA DAN NELAYAN

Satu hari seorang nelayan sedang berbaring di sebuah pantai yang indah
dengan alat pancingnya yang diganjal di pasir dan kailnya dibuang ke
dalam ombak biru yang cemerlang.

Ia sedang menikmati hangatnya mentari siang dan harapan tertangkapnya
seekor ikan.

Tak lama kemudian, seorang pengusaha berjalan menyusuri pantai mencoba
untuk melepaskan rasa stres dari hari-hari kerjanya. Ia memperhatikan
si nelayan yang duduk di pantai dan memutuskan untuk mencari tahu
mengapa nelayan ini hanya memancing dan tidak bekerja lebih keras bagi
dirinya dan keluarganya.

“Anda tidak akan mendapat banyak ikan dengan cara itu,” kata si
pengusaha kepada si nelayan, “Anda harusnya bekerja daripada hanya
berbaring di pantai!”

Si nelayan menatap pengusaha itu, tersenyum dan menjawab, “Apa yang
akan saya peroleh?”

“Anda bisa mendapat jala yang lebih besar dan menangkap lebih banyak
ikan!” jawab si pengusaha.

“Dan kemudian apa yang akan saya peroleh?”tanya si nelayan, tetap
tersenyum.

Si pengusaha menjawab, “Anda akan mempunyai uang dan Anda akan mampu
membeli sebuah kapal yang akan menghasilkan tangkapan ikan yang lebih
banyak!”

“Dan kemudian apa yang akan saya peroleh?” tanya si nelayan lagi.

Si pengusaha mulai kesal dengan pertanyaan-pertanyaan si nelayan.

“Anda bisa membeli kapal yang lebih besar dan menggaji beberapa orang
untuk bekerja bagi Anda!” katanya.

“Dan kemudian apa yang akan saya peroleh?” ulang si nelayan.

Si pengusaha menjadi marah. “Tidakkah Anda mengerti? Anda dapat
membangun sebuah armada kapal penangkap ikan, mengarungi seluruh
dunia, dan membiarkan semua karyawan Anda menangkap ikan bagi Anda!”

Sekali lagi si nelayan bertanya, “Dan kemudian apa yang akan saya
peroleh?”

Muka si pengusaha merah padam karena gusar dan berteriak pada si
nelayan, “Tidakkah Anda mengerti bahwa Anda akan menjadi sangat kaya
dan Anda tidak perlu bekerja lagi seumur hidup! Anda dapat
menghabiskan seluruh sisa hari Anda dengan duduk di pantai ini sambil
menikmati matahari terbenam. Anda tidak akan merasa kuatir lagi akan
hidup!”

Si nelayan, tetap tersenyum, hanya memandang ke atas, mengangguk dan
berkata: “Dan menurut Anda apa yang sedang saya lakukan sekarang?”


SUKACITA TERBESAR DALAM HIDUP

Kisah-kisah indah, bukan?

Tapi bolehkah saya menyodok sebuah lubang besar dalam kisah indah ini?

Mari kita pikirkan bersama. Jika si nelayan memutuskan untuk
mengembangkan dan “merumitkan” hidupnya dengan membangun sebuah bisnis
penangkapan ikan yang lebih besar, bukankah ia mampu menyediakan
lapangan pekerjaan, memberi makan banyak keluarga, dan melayani banyak
pelanggan?

Aha.

Saya percaya pertanyaan terbesar dalam hidup bukanlah “Siapa yang
paling merasa senang?”

Pertanyaan terbesar dalam hidup adalah “Siapa yang paling mencintai?”

Merasa puas dengan kondisi Anda adalah luar biasa.

Namun bertumbuh, jika diharuskan oleh cinta, adalah juga luar biasa.

Pada akhirnya, kepuasan dan pertumbuhan adalah penting, tapi bukan
nilai yang paling penting. Yang paling penting adalah cinta!

Ini akan menyelesaikan masalah berikut…


MERASA PUAS DAN MENGINGINKAN PERTUMBUHAN
PADA SAAT YANG BERSAMAAN?

Ini mustahil.

Tapi penekanan ini pada kenyataannya adalah salah satu rahasia dari
kebahagiaan ekstrim.

Anda harus belajar untuk merasa puas dengan apa yang Anda miliki, dan
sering berkata “Terima Kasih”, dan mengambil waktu untuk merayakan dan
mengadakan sebuah pesta. Namun pada tarikan nafas berikutnya,
menginginkan hal-hal yang lebih baik, mengupayakan puncak yang lebih
tinggi, dan terbuka terhadap perubahan.

Bagaimana hal itu mungkin?

Jawabannya adalah cinta.

Sekarang, saya akan ceritakan kisah menarik yang kedua.

Saya yakin Anda belum pernah membaca kisah ini sebelumnya.

Mengapa? Karena saya menulis 75% dari kisah ini. Haha.

Oke, baca dan nikmati!



ANAK SUNGAI DAN ANGIN

Suatu hari, Anak Sungai memandang ke gurun – dan menghela nafas
panjang.

Ia tahu ia sedang mengalami kemacetan. Bagaimana ia dapat
menyeberangi gurun raksasa ini?

Maka Anak Sungai berbicara kepada Angin.

“Tuan Angin, aku perlu nasehatmu. Aku ingin menyeberangi gurun
raksasa ini. Tapi jika aku memasukinya, pasir akan menyerapku dan aku
tidak ada lagi…”

“Itu benar,” Angin berpikir dalam-dalam.

“Karena itu apa yang harus aku lakukan? Engkau lihat, aku mempunyai
sebuah mimpi. Aku ingin bertumbuh. Aku ingin lebih banyak ikan
membuat rumah mereka di dalamku. Aku ingin lebih banyak pohon
menanamkan akar mereka pada pundakku. Aku ingin keluarga-keluarga
bahagia berpiknik di tepi sungaiku. Aku ingin memberkati dunia dengan
cinta yang besar.”

Si Angin tersenyum, “Aku dapat membantumu. Aku dapat menyerapmu dan
membawamu melewati gurun ini.”

Anak Sungai tertegun. Ia berkata, “Tidakkah itu terdengar
mengerikan? Apa maksudnya engkau akan menyerapku?”

“Itu artinya bahwa engkau akan menjadi sebuah awan dan aku akan
membawamu ke sisi lain gurun ini. Sesampainya di sana, engkau akan
menjadi hujan dan engkau akan menjadi Anak Sungai lagi.”

“Aku akan mengubah bentukku? Aku tidak lagi menjadi diriku?”


TAK SEORANGPUN DAPAT MELAWAN PERUBAHAN

“Tuan Anak Sungai, engkau punya tiga pilihan. Pilihan pertamamu
adalah melepaskan mimpimu dan tetap berada di mana engkau sekarang.”

Anak Sungai berkata, “Di luar pilihan. Mimpiku tentang cinta
mendorongku untuk bertumbuh.”

“Pilihan keduamu,” kata Angin, “adalah melewati gurun tanpa mengubah
apapun. Bermimpi tapi mencegah mimpi untuk mengubahmu.”

“Dan apa pilihan ketigaku?”

“Bermimpi dan terbuka terhadap perubahan,” Angin tersenyum.

“Bawa saya, Tuan Angin. Saya siap!” Anak Sungai tertawa.


MERASA NYAMAN DENGAN KETIDAK-TERATURAN

Dengan segera, Angin bergegas ke bawah dan meniup kencang Anak
Sungai. Sedikit demi sedikit dari Anak Sungai mulai berputar ke
atas. Mengerikan. Tidak beraturan!

Untuk sesaat, Anak Sungai kembali dihinggapi oleh rasa takut.

Maka Angin berteriak di tengah kekacauan, “Siapa kamu? Engkau bukan
sebuah Anak Sungai. Engkau adalah Air! Hakekatmu bukanlah wujudmu.
Ketika engkau tahu siapa sesungguhnya dirimu, engkau akan merasa
nyaman di tengah kekacauan. Karena jauh di dalam hatimu, engkau tahu
bahwa tak ada apapun yang akan berubah.”

Air berkata, “Tapi aku masih takut!”

“Cintai dirimu dan cintai mimpimu. Cintai ikan yang akan hidup di
dalammu, pohon-pohon yang akan tertanam di pundakmu, dan keluarga-
keluarga yang akan berpiknik di tepi sungaimu. Dan cinta akan
menyingkirkan semua rasa takutmu.”

Akhirnya, di sisi lain gurun itu, hujan yang turun mengumpulkan
dirinya sendiri ke dalam sebuah Anak Sungai lagi. Ketika ia sudah
lengkap, ia berkata, “Tuan Angin, aku tidak tahu bagaimana berterima
kasih padamu. Engkau telah mengubahku.”

Angin tersenyum, “Tidak, sahabatku. Hanya cinta yang dapat
mengubahmu.”


APA JALAN ANDA?

Kalau begitu, apa mimpi Anda tentang cinta?

Seperti Anak Sungai, Anda juga punya tiga pilihan…


Pilihan #1: BERMAIN KECIL-KECILAN

Suatu hari, seorang wanita datang pada saya mengeluhkan suaminya.

“Ia sudah tidak bekerja selama 6 tahun. Saya yang mencari nafkah
untuk keluarga,” katanya.

“Apa yang ia kerjakan di rumah?” saya bertanya.

“Berdoa dan membaca Alkitab. Dan membaca buku-bukumu!”

Karena itu saya berbicara pada suaminya. Hal pertama yang ia katakan
adalah, “Bo, saya menyukai buku-bukumu. Khususnya tentang
kesederhanaan. Sekarang saya hidup sederhana. Saya begitu puas
dengan hidup saya. Itulah yang Anda tulis, bukan?”

Untuk sesaat, saya berpikir apakah benar saya menulis tentang hal itu!

Kemudian ia mengatakan sesuatu yang menarik. “Anda lihat Bo, sekarang
saya berada di tingkatan hidup dimana saya lebih memilih untuk menjadi
miskin dan dekat pada Tuhan daripada menjadi kaya dan jauh dari
Tuhan.”

Sangat menyentuh? Membuat Anda ingin menangis.

Ya, jika itu bukan dikatakan oleh seorang suami dan ayah yang sudah
tidak bekerja selama 6 tahun.

Baginya, hidup adalah hitam putih. Jika Anda miskin, Anda dekat pada
Tuhan. Jika Anda kaya, Anda jauh dari Tuhan. Tak pernah terpikir
olehnya bahwa mungkin saja menjadi kaya dan dekat pada Tuhan.

Seorang nelayan miskin menangkap ikan yang cukup bagi keluarganya
adalah indah. Sederhana. Nyaman. Damai. Tapi pertanyaannya: Jika
Tuhan memberikan padanya sumber-sumber untuk bertumbuh dan kesempatan
untuk memberi makan lebih banyak orang, tidakkah seharusnya ia
mengambil kesempatan tersebut?

Jika Anda bermain kecil-kecilan karena cinta mengharuskan Anda untuk
bermain kecil-kecilan, sah-sah saja!

Tapi jika Anda bermain kecil-kecilan karena rasa takut, Anda tidak
akan pernah bahagia.


Pilihan #2: BERMIMPI BESAR TAPI TETAP TIDAK BERUBAH

Ada dua tipe inovasi.

Sustaining Innovation dan Disrupting Innovation. (Sustaining
Innovation adalah perubahan dengan mengembangkan apa yang sudah ada,
sedangkan Disrupting Innovation adalah perubahan dengan mengubah apa
yang sudah ada. Jelas bedanya ya? Dan untuk selanjutnya, kami tetap
menggunakan istilah dalam versi aslinya.)

Anggap saja Anda mempunyai sebuah papan seluncur.

Dan mimpi Anda adalah melancong lebih jauh dan lebih cepat.

Sustaining Innovation berarti Anda akan mengembangkan papan seluncur
Anda.

Mungkin Anda memberi lebih banyak minyak pelumas.

Mungkin Anda membuat papan tersebut lebih aerodinamik.

Mungkin Anda mengubah rodanya dengan menggunakan logam titanium.

Mungkin Anda mengikuti kursus dari pakar papan seluncur.

Disrupting Innovation sama sekali berbeda.

Di sini Anda mengajukan pertanyaan yang berbahaya, “Jika saya bisa
mengubah apapun dalam hidup saya, apa yang akan saya ubah agar saya
dapat mencapai mimpi saya?”

Disrupting Innovation berarti menyingkirkan papan seluncur dan
mengambil sebuah motor Harley Davidson 3000 cc!

Hal itu sulit.

Disrupting Innovation percaya bahwa apa yang membawa Anda ke tempat
Anda berada sekarang belum tentu membawa Anda ke tempat yang ingin
Anda tuju.

Di saat orang berbicara tentang perubahan, biasanya mereka berbicara
tentang Sustaining Innovation, bukan Disrupting Innovation.

Jangan salah sangka. Sustaining Innovation sangat penting. Kita
harus melakukannya setiap hari. Namun semua itu tidak cukup.
Khususnya jika Anda punya Mimpi-mimpi Besar.

Karena Mimpi-mimpi Besar mengharuskan Anda terbuka terhadap Perubahan-
perubahan Besar – kata lain dari Disrupting Innovation.

Hal itu membawa kita kepada pilihan ketiga…


Pilihan #3: BERMIMPI BESAR DAN TERBUKA TERHADAP PERUBAHAN BESAR

Saya telah memperhatikan bahwa orang yang terbuka terhadap perubahan
besar adalah mereka yang mengenal diri mereka sendiri terlepas dari
jabatan, status, reputasi, dan predikat mereka. Mereka mengerti
perbedaan antara hakekat dan wujud.

Keluarga rohani saya, Komunitas Light of Jesus, sedang melewati suatu
Disrupting Innovation saat ini. Sebagaimana kami akan memasuki ulang
tahun ke-30 tahun depan, kami sedang menyingkirkan papan seluncur dan
membangun bukan sebuah motor melainkan sebuah roket bagi komunitas
kami!

Karena mimpi kami untuk memuridkan 100.000 orang pada Tahun 2020,
sekarang kami sedang merombak struktur kami, pertemuan-pertemuan kami,
gaya kami – hampir semuanya yang kami sayangi dan yang terkasih bagi
kami. Tak ada yang tak tersentuh.

Oh percayalah, ini merupakan ketidak-teraturan yang tidak bisa
dipercaya! Seperti sebuah kilat yang melewati kami.

Tapi saya sangat bahagia karena sebagian besar pemimpin dan anggota
melewati kekacauan itu dengan damai. Karena mereka tahu hakekat
mereka: mereka adalah orang-orang yang mencintai Tuhan dan sesama.
Hal itu tidak akan pernah berubah.


HEI, SEKARANG GILIRAN ANDA

Lihat hidup Anda sekarang.

1. Dari ketiga pilihan ini, pilihan mana yang Anda ambil?
2. Jika Anda dapat mengubah apapun dalam hidup Anda untuk mencapai
mimpi Anda, apakah yang akan Anda ubah?
3. Adakah Disrupting Innovation yang telah Anda singkirkan?

Percayalah.

Jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan menunjukkan nasib
Anda.


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,

Bo Sanchez

It's been a long time...

Ah, sudah lama sekali rasanya tidak post tulisan di blog ini...
Akhir-akhir ini jadwal semakin padat, semakin sibuk, dan kepala pun semakin puyeng...

Secara kebetulan, nonton film dan baca buku yang gak ada hubungannya sebenarnya, tapi tiba-tiba seperti mendapat ketukan untuk 'slow down my pace'...

baiklah... hari ini ijinkan saya berbagi sebuah artikel dari Bo Sanchez...

Salam,

Ferdy D.Savio


Grab this Widget ~ Blogger Accessories