Sicily, Nicholas Green, bocah berusia 7 tahun meninggal dunia karena tertembak peluru nyasar di Italia. Sebelum menuju liang lahat, organ tubuhnya berupa jantung, kornea mata, ginjal, pankreas dan liver (hati) didonorkan untuk menyelamatkan 7 nyawa manusia.
Orangtua Nicholas, yakni Reg dan Maggie yang shock ditinggal putra tercinta masih bisa berpikir mulia dengan mengambil keputusan cepat tanpa banyak diskusi atau pertimbangan untuk mendonorkan organ Nicholas.
Peristiwa itu terjadi pada Oktober 1994. Saat Nicholas tertembak, Reg Green (ayah Nicholas) sedang menyetir mobil menuju daerah Italia Selatan. Ketika itu, sebuah mobil yang berisi perampok melaju dengan cepat dan mengarahkan senjata ke mobil Reg.
Sebuah peluru mengenai jendela mobil, tapi peluru itu meleset dan Reg mengira tidak ada yang mengenai anak-anaknya (Nicholas dan Eleanor). Saat itu anak-anak sedang tertidur dan keadaan mobil sangat gelap sehingga ia tidak melihat keadaan anaknya satu per satu.
Namun ketika sebuah mobil polisi dan ambulan menghampiri kendaraan Reg, ia baru sadar bahwa Nicholas terluka, mulutnya mengeluarkan darah dan tangannya terkulai. Putranya yang baru berusia 7 tahun itu ternyata tertembak peluru di bagian belakang kepalanya. Tapi karena sedang tertidur, maka ia tidak mengeluarkan suara apa-apa.
Nicholas yang sudah berwajah pucat namun tenang kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat di daerah Sicily. Tapi para dokter dan pakar saraf (neuroscience) disana sepertinya tidak bisa memberi harapan lagi karena kondisi otaknya yang sangat rusak akibat tembakan di bagian kepalanya.
Dua hari kemudian, dokter memberitahu bahwa sudah tidak ada aktivitas otak lagi di kepala Nicholas, yang artinya Nicholas sudah meninggal dunia. Saat itu juga, Reg dan Maggie menjadi lemas dan tidak bisa berkata apa-apa.
Beberapa saat setelah terdiam dan menangis, Maggie menyeletuk 'Karena dia sudah tidak ada, kenapa tidak kita sumbangkan saja organnya? Dia tidak membutuhkan lagi tubuhnya'. Keputusan mendonorkan organ Nicholas akhirnya terwujud.
Peristiwa pembunuhan dan pemberian organ Nicholas saat itu menjadi pemberitaan hangat selama beberapa minggu di berbagai media Inggris, Italia dan Amerika. Organ tubuh Nicholas dilaporkan berhasil menyelamatkan lima nyawa orang Italia dan kornea matanya menyelamatkan dua orang lainnya.
Ketujuh penerima organ Nicholas antara lain yaitu Andrea, Domenica, Fransesca, Anna Maria, Tinno, Silvia dan Maria Pia. Pada ketujuh orang tersebut, Nicholas menyumbangkan jantung, kornea mata, ginjal, pankreas dan liver (hati).
Andrea (15 tahun) yang selalu gagal menjalani operasi jantung mendapatkan organ jantung Nicholas dan kini ia sudah bisa hidup dengan normal lagi dengan jantungnya yang sehat. Domenica dan Fransesco sudah bisa melihat wajah anak-anaknya karena mendapat kornea mata dari Nicholas.
Sementara itu dua remaja, Anna-Maria dan Tino yang sudah bertahun-tahun mengandalkan mesin dialisis untuk bertahan dari penyakit gagal ginjal, kini bisa tumbuh dan berkembang menjadi remaja normal berkat sumbangan ginjal Nicholas.
Pankreas Nicholas pun diberikan pada Silvia yang sudah lama koma karena mengidap penyakit diabetes. Dan terakhir, organ liver (hati) Nicholas diberikan pada Maria Pia yang sebelumnya juga koma karena penyakit liver. Ia sangat bersyukur mendapat organ liver karena sebelumnya ibu dan kakaknya meninggal karena penyakit liver.
Nicholas dikenal sebagai anak yang ramah, baik, cerdas dan imajinatif. Pemberian organ Nicholas secara cuma-cuma pada mereka yang sangat membutuhkan dianggap sebagai hadiah terakhir dari Nicholas.
Sejak peristiwa tersebut, jumlah orang yang menggunakan organ hasil donor meningkat 300 persen dan kegiatan donor organ pun meningkat menjadi empat kali lipat. Efek itu dipercaya sebagai 'Nicholas Effect' dan memiliki pesan moril bahwa orang biasa-biasa pun bisa menjadi pahlawan bagi orang lain.
Nicholas Green, seorang bocah biasa yang kini sudah tiada itu berhasil menyelamatkan nyawa tujuh orang. Bayangkan ribuan orang lainnya yang bisa diselamatkan dengan mendonorkan organ. Nama Nicholas pun diabadikan menjadi nama rumah sakit, jalan, taman dan sebuah yayasan di Italia.
Menurut Dr Paul Murphy, konsultan neuroanaesthesia dari Leeds General Infirmary, tindakan kedua orang tua Nicholas sangat luar biasa.
"Bayangkan anak Anda yang berusia tujuh tahun meninggal karena dibunuh dan Anda measih bisa memikirkan nyawa tujuh orang lainnya yang tidak dikenal dengan mendonorkan organ anaknya tanpa diminta. Biasanya orang yang baru kehilangan seseorang yang dicintai akan langsung pulang dan menangisi kepergiannya. Mereka juga tidak akan setuju menyumbangkan organ orang tersebut," kata Dr Murphy seperti dilansir Telegraph, Senin (15/2/2010).
Setiap harinya, 3 orang di Inggris dan 18 di Amerika sekarat dan meninggal dunia karena menunggu donor atau transplantasi organ. Mendonorkan organ setidaknya bisa menyelamatkan tiga orang. Untuk itu, dokter sangat menyarankan agar tindakan donor organ terus ditingkatkan, apalagi usia tidak menjadi halangan untuk mendonorkan organ.
"Mendonorkan organ akan membawa ketenangan pikiran tapi tetap tidak bisa menghilangkan rasa kesepian akibat ditinggal pergi. Saya sering memikirkan Nicholas tiap hari tapi saya tersenyum mengingat apa yang sudah ia lakukan untuk orang lain," ujar Reg.